photo BannerSpandukRamadhan2014M-1435_zpsff893af3.jpg

Selasa, 15 Juli 2014

Redaksi Kalimat Istiadzah

Beberapa redaksi kalimat isti'adzah :
1.            أعُوْذُبِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ  yang diambil dari firman Allah :
    الْقُرْآنَ          
" Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk". (An-Nahl :98 )
Dan juga terdapat dalam shahihain dari hadits Sulaiman bin Shard , ia berkata : " Ada dua orang yang saling mengejek dihadapan Nabi shallallahu'alaihi wasallam, salah satunya kemudian marah dan wajahnya memerah, urat lehernya menegang , kemudian Nabi melihatnya dan berkata : " aku punya satu kalimat jika ia membacanya pasti marahnya akan hilang :
أعُوْذُبِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
lalu sahabat itu pergi menghampiri orang yang marah tersebut , lalu berkata kepadanya : " apa anda tahu apa yang dikatakan Nabi barusan ? beliau berkata : aku punya satu kalimat yang jika dia baca niscaya kemarahannya akan hilang , yaitu :
أعُوْذُبِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ  .". [1]
2.            أعوذ بالله من الشيطان الرجيم إن الله هو السميع العليم  
3.            أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم  
Redaksi ketiga ini sebagaimana dalam hadtis Abu Said Al-Khudri – radhiyallahu'anhu – bahwa Nabi jika shalat maka beliau membaca doa istiftah kemudian membaca :
أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم  من همزه و نفخه و نفثه
" Saya berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari syetan yang terkutuk, dari gangguannya, pengaruhnya, dan bisikannya ". [2]
-               Isti'adzah bukan bagian dari Al-Qur'an menurut Ijma' ulama.

Waktu membaca isti'adzah  :
            Jumhur ulama mengatakan bahwa isti'adzah dibaca sebelum membaca Al-Qur'an atau sebelum memulai suatu amalan atau pekerjaan agar syetan tidak mengganggu ketika sedang beramal.
Dawud Az-zhahiri berpendapat bahwa isti'adzah dibaca setelah selesai membaca Al-Qur'an atau setelah beramal agar syetan tidak membuat keraguan dalam hal pelaksanaan amal ataupun diterimanya amal.  Sesuai dengan teks nash dalam Al-Qur'an, dan huruf fa' menunjukkan suatu amalan sesudahnya.

Hukum membaca isti'adzah :
Jumhur ulama berpendapat bahwa membaca isti'adzah adalah sunnah bukan wajib. Dalilnya adalah bahwa Rasulullah ketika mengajarkan shalat kepada seorang arab badui, beliau tidak mengajarkan isti'adzah kepadanya.
Adapun 'Atha dan zhahiriyah berpendapat bahwa membaca isti'adzah wajib, karena fi'il amr (فاستعد ) menunjukkan suatu yang diperintahkan itu wajib selama tidak ada indikasi lain yang memalingkannya dari hukum asalnya. Dan karena Rasulullah selalu mengamalkannya. [3]

Kandungan Makna Isti'adzah secara umum :
            Allah subhanahu wata'ala memerintahkan hamba-Nya untuk berlindung kepada-Nya agar terjaga dari gangguan dan tipuan musuhnya yang paling besar dan dari was-was Iblis yang dijauhkan dari rahmat Allah; karena dia akan selalu berusaha memalingkan hamba-hamba Allah dari tadabbur Al-Qur'an, dengan menghembuskan pikiran-pikiran yang tidak jelas dan keragu-raguan ketika hamba melakukan sebuah amalan. Barangsiapa yang berlindung kepada Tuhannya maka ia akan melindunginya dari keburukan tipu dayanya.




[1] Shahih Bukhari 5764 , shahih Muslim 2610
[2] Sunan Abu Dawud no. 775
[3] Al-muhalla 3/247.

0 komentar:

Posting Komentar